Senin, 06 Februari 2012

5 Game Paling Mengecewakan di Tahun 2011


Akhir tahun memang menjadi masa yang paling tepat untuk sedikit menoleh ke belakang dan memerhatikan apa yang gagal dan berhasil kita capai dalam waktu satu tahun. Hal yang tidak berbeda juga dapat terjadi pada industri game. Selama tahun 2011, ada begitu banyak game berkualitas yang lahir, dan tidak sedikit yang justru tampil begitu buruk. Apalagi jika game tersebut merupakan salah satu yang begitu ditunggu oleh para gamer. Seperti kata pepatah di masa lampau, harapan seringkali menjadi awal kekecewaan.
Dari begitu banyak game yang hadir, FPS harus diakui mencapai masa keemasannya selama tahun 2011 ini. Begitu banyak judul dihadirkan, namun boleh terbilang hanya sedikit yang mampu membuktikan diri. Beberapa bahkan muncul sebagai seri terbaru dari sebuah franchise besar yang sudah lama tidak terlihat. Maka tidak mengherankan jika genre yang satu ini memperbesar probabilitasnya untuk mendapatkan penilaian. Semakin banyak game yang beredar, maka semakin besar pula kesempatannya untuk berakhir baik atau buruk. Seperti yang terjadi pada penilaian kali ini.
Tentu tidak semua game yang masuk ke dalam list ini dikategorikan sebagai super-buruk atau tidak layak dimainkan sama sekali, sistem penilaian ini tidak bekerja sedemikian sederhana. Game-game yang masuk sebagai salah satu dari lima game ini lebih merupakan konsekuensi dari ekspektasi yang tidak terpenuhi. Mereka adalah game-game yang begitu dinanti oleh gamer, digembar-gemborkan oleh para developer sebagai yang terbaik, namun ternyata menampilkan hasil yang berbeda 180 derajat. Hasilnya? Kekecewaan yang mendalam.
Jika kita membicarakan alasan yang berada di baliknya, ada banyak hal yang bisa terjadi. Yang paling sering terjadi adalah usaha terlalu keras dari para developer untuk menampilkan sesuatu yang baru hingga menggeser seri dari akar franchise dan sulit lagi dikenali sebagai satu kesatuan. Kesalahan yang lain? Inovasi dan keinginan untuk menjadi trendsetter yang ternyata tidak memberikan impact secara signifikan. Alasan paling fatal? Kurangnya kemampuan dan keseriusan untuk memastikan kualitas yang superb dan lebih memilih untuk percepatan waktu rilis demi pendapatan. Alasan-alasan ini sudah pasti membuat sebuah seri game jatuh ke dalam lubang neraka.
Jadi, game apa saja yang begitu diantisipasi di tahun 2011 ini tetapi sayangnya, justru berakhir mengecewakan?

5. The Sims Medieval


Apakah The Sims Medieval adalah sebuah game yang buruk? Sama sekali tidak, ia justru mampu memunculkan potensi dari sebuah game The Sims dan meramunya ke dalam bentuk dan sensasi yang lebih kompleks. Masalahnya, sebagian besar gamer yang senang memainkan The Sims muncul dari kalangan casual gamer. Mereka begitu mencintai dan menginginkan kebebasan untuk membangun simulasi kehidupan virtual yang mereka dambakan. Semua gamer The Sims sudah pasti berangkat dengan ekspektasi yang sama ketika memutuskan untuk mencoba The Sims Medieval untuk pertama kalinya. Namun apa yang akan mereka temukan? Sesuatu yang jauh-jauh berbeda. Seperti sebuah game baru yang meminjam nama The Sims.
Hampir semua gamer casual yang begitu mencintai seri The Sims konvensional sudah pasti tidak nyaman bermain The Sims Medieval. Mereka tentu membayangkan sebuah game The Sims yang biasa, namun dengan setting Medieval untuk sedikit penyegaran dan keunikan. Namun, The Sims Medieval tidak dibangun dengan dasar sama yang diharapkan. Ia hadir dengan konsep yang justru lebih condong sebagai sebuah game action RPG dengan beragam quest dan fitur yang epik. Tidak diragukan lagi, banyak gamer casual yang akan kebingungan memainkannya dan merindukan sensasi kebebasan yang ditawarkan oleh The Sims konvensional. Mengecewakan? Sudah pasti.

4. Bulletstorm


Bulletstorm bukanlah sebuah proyek tahunan yang dikerjakan dengan setengah hati oleh Epic Games. Developer yang terkenal lewat seri Gears of Wars nya ini sendiri sudah mengemukakan lama  bahwa mereka ingin merilis sebuah game FPS yang berbeda. Bulletstorm boleh terbilang sebagai sebuah proyek ambisius yang diyakini akan mampu menyerap semangat Epic dan muncul sebagai sebuah trendsetter di dunia FPS. Hal ini berusaha diraih dengan menyertakan mekanisme point dan beragam cara membunuh musuh lewat serangan melee dan tembakan.
Ketika Bulletstorm secara resmi dirilis, ekspektasi akhirnya berkesempatan untuk bertemu dengan penilaian secara nyata. Jantung mungkin berdegup dengan kencang ketika melihat game yang satu ini mulai perlahan muncul dari layar televisi. Harus diakui, kesan pertama yang dimunculkan tidaklah buruk, bahkan patut diacungi jempol. Anda mungkin akan terkesima ketika pertama kali melihat bagaimana game ini menyertakan kebebasan bagi gamer untuk mengakhiri nyawa sang musuh dengan beragam cara. Namun, kekaguman ini tidak bertahan lama. Seiring dengan progress Anda bermain, Bulletstorm tidak terasa sebagai sebuah game FPS yang berbeda, apalagi layak untuk dijadikan sebagai sebuah trendsetter. Ia hanyalah sebuah game FPS yang menambahkan sistem point. Signifikan? Tidak. Menghasilkan pengalaman baru? Sama sekali tidak. Semuanya harus dibayar dengan ekstra kekecewaan.

3. Call of Juarez: The Cartel


Apa yang membuat sebuah game FPS mampu tampil menonjol dibandingkan dengan judul game lain yang lahir dari genre yang sama? Jika ia tidak mampu memunculkan kualitas yang benar-benar memesona, ia harus bergerak di sebuah plot atau sistem gameplay yang unik dan menjadikannya berbeda. Hal inilah yang mungkin ditemukan oleh gamer ketika memainkan Call of Juarez di masa lalu. Game ini menjadikan setting Wild West koboi di daratan Amerika sebagai inti permainan. Ketika franchise ini diumumkan akan hadir dalam seri terbaru, ekspektasi langsung menyeruak. Namun hasil seperti apa yang didapatkan?
Call of Juarez: The Cartel memang mengusung plot yang cukup unik, yakni perperangan melawan perdagangan obat bius yang kini memang dipandang sebagai salah satu masalah pelik dunia nyata. Walaupun demikian, dari sebuah konsep Wild West yang unik, franchise yang satu ini memutuskan untuk mejajal konsep perang modern yang memang kian populer di industri game saat ini. Akibatnya? Call of Juarez: The Cartel berubah menjadi sebuah game FPS yang tidak istimewa dan kurang menggigit. ia hanyalah sebuah game perang yang meminta Anda untuk menghabisi setiap musuh yang ada dan bergerak dari satu titik ke titik lain. Dramatisasi yang minim juga memperparah hal tersebut.

2. Homefront


Bayangkan apa jadinya jika salah satu negara paling paranoid dan tertutup di dunia – Korea Utara berhasil mengumpulkan kekuatan militer masif dan menguasai dunia? Membayangkannya saja sudah pasti akan membuat bulu kuduk merinding. Plot unik dan epik seperti ini memang hanya butuh eksekusi yang tepat untuk dapat merajai industri game. Gamer sendiri sudah menaruh ekspektasi yang tinggi bahwa invasi Korea Utara ini akan tervisualisasikan dengan indah dan menghadirkan sensasi perperangan yang berbeda. Hal inilah yang digembar-gemborkan THQ ketika mempersiapkan Homefront. Namun ketika dirilis, game ini memperlihatkan kelemahan di hampir semua aspek yang ada.
Satu hal yang patut dicermati dari game ini adalah kualitas grafis yang super buruk. Anda seperti melihat sebuah game yang dibangun untuk konsol lawas dan dipaksakan untuk berjalan di konsol definisi tinggi. Menyedihkan sekali! Plot yang epik ini juga dikacaukan dengan beragam kejanggalan dan kekurangan fatal di game ini. AI musuh bergerak dalam pola yang begitu scripted, sound effect yang buruk, dan details yang hambar menjadikan Homefront sulit sekali untuk dinikmati. Sebuah game yang sangat mengecewakan!

1. Duke Nukem Forever


Pernahkah Anda menunggu sebuah game yang butuh waktu pengembangan 1 tahun? Tentu saja semua gamer pernah merasakan hal tersebut. Game-game seperti ini biasanya hadir dalam konsep yang sederhana namun dengan eksekusi yang baik. Bagaimana dengan game yang butuh waktu pengerjaan hingga 5 tahun? Beberapa developer melakukan hal seperti ini dan biasanya mampu memunculkan sebuah kualitas mengagumkan yang membuat setiap menit penantian menjadi begitu berharga. Nah, sekarang bayangkan ekspektasi seperti apa yang akan muncul ketika sebuah game butuh waktu penyelesaian hingga 14 tahun? Semua gamer tentu mengharapkan sebuah kualitas yang tidak tertandingi. Hal inilah yang terjadi di Duke Nukem Forever.
Setelah penantian yang begitu lama, Gearbox Software akhirnya datang dengan satu berita yang terdengar begitu indah. Duke Nukem Forever akhirnya mendapatkan tanggal rilis yang pasti. Semua gamer dengan begitu antusias menunggu game yang butuh waktu 14 tahun untuk diselesaikan ini. Namun apa yang mereka dapatkan? Benar-benar sebuah Duke Nukem yang sangat mengecewakan. Ini juga pertama kalinya, saya pribadi merasa bahwa lebih baik game ini tidak dirilis sama sekali dan dibiarkan menjadi sebuah legenda. Duke Nukem Forever tampil seperti sebuah game yang seperti baru dikerjakan dua minggu yang lalu. Kualitas grafis buruk dan terlalu sederhana, bahkan hampir tanpa details. Gameplay juga begitu repetitif, waktu loading yang super lama, setting yang hampa, atmosfer pemainan yang sulit terbangun, dan masih banyak kelemahan lainnya. Tidak berlebihan jika menganugerahkan game ini dengan mahkota sebagai game yang paling mengecewakan di tahun 2011.
Di atas merupakan 5 game, yang dalam penilaian subyektif, merupakan game yang paling mengecewakan di tahun 2011 ini. Kelima-limanya secara mengejutkan hadir dengan memutarbalikkan semua ekspektasi yang sudah dikenakan gamer padanya. Jangan ragu untuk meninggalkan komentar dan berdiskusi jika Anda merasa ada game yang seharusnya masuk ke dalam list di atas. Atau Anda bisa bergabung di forum kamidan bertukar pendapat. Feel free to comment!

sumber  http://jagatplay.com/2011/12/news/5-game-paling-mengecewakan-di-tahun-2011/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berpartisipasi di blog ini dengan berkomentar