Sebenarnya sudah sejak dua bulan yang lalu ketika saya diminta untuk menulis mengenai monster-monster dari Indonesia. Baru-baru ini ketika saya kembali diminta untuk menulis kisah misteri di Indonesia, saya teringat dengan permintaan awal itu.
Tahukah anda bahwa sesungguhnya sangat sulit menulis mengenai misteri dari Indonesia, terutama mengenai monster-monsternya ? Saya akan jelaskan sebabnya.
Apabila di Amerika ditemukan anjing aneh seperti Shunka Warak'in yang pernah saya tulis mengenainya sebelumnya, maka penduduk Amerika akan menyebutnya anjing jenis baru atau anjing purba yang masih bertahan hidup. Namun apabila anjing seperti itu ditemukan di Indonesia, maka penduduk akan menyebutnya Anjing jelmaan siluman.
Di Indonesia, semua makhluk yang aneh dan misterius selalu dikaitkan dengan manifestasi roh jahat. Saya tidak memungkiri adanya makhluk jelmaan setan atau manifestasi dari Ilmu hitam seperti Jenglot, Tapi penyamarataan ini mengakibatkan makhluk cryptid Indonesia menjadi tidak terdokumentasi dan terlupakan.
Jadi saya mengalami kesulitan untuk menemukan monster-monster Indonesia yang benar-benar diakui sebagai Cryptid oleh komunitas internasional.
Menurut saya, mungkin fenomena ini bukan saja karena budaya tahayul yang mengakar kuat di Indonesia, namun mungkin karena belum ada ahli Cryptozoology asal Indonesia (atau mungkin sudah ada, hanya saya yang tidak tahu). Padahal dari Sabang sampai Merauke, saya yakin masih banyak Cryptid yang menunggu untuk ditemukan.
Untungnya ada beberapa peneliti Internasional yang tertarik dengan makhluk-makhluk misterius Indonesia. Mereka yang cenderung lebih rasional mengkaitkan makhluk-makhluk ini dengan Cryptozoology, bukan dengan hal-hal yang berbau mistis.
Contohnya, Cryptid Indonesia yang paling ternama di dunia adalah makhluk yang bernama "Orang Pendek", makhluk pendek berbadan monyet yang hidup di propinsi Jambi. Orang Pendek masuk ke dalam jajaran Cryptid kelas dunia karena jasa satu orang, Deborah Martyr, seorang Inggris.
Selain Orang Pendek, ada juga Cryptid Indonesia yang disebut Orang Gadang, Bigfootnya Indonesia yang dipercaya hidup di Sumatera. Sekali lagi, Orang Gadang go international karena jasa seorang Belanda bernama KW Dammerman.
Ada juga Orang Gugu, yang kadang dianggap sama dengan Orang Pendek. Orang Gugu Go Internasional karena jasa dua orang Inggris. Pertama William Marsden yang menceritakan kisah ini dalam bukunya "The History Of Sumatera". Dan yang kedua Benedict Allen yang menulisnya dalam buku berjudul "Hunting the gugu : In search of the lost ape-men of Sumatera".
Namun, bagaimanapun juga, informasi mengenai makhluk-makhluk diatas sangat minim.
Anyway, bagaimanapun juga, akhirnya saya memutuskan juga untuk menulis mengenai monster-monster Indonesia seperti permintaan beberapa orang, namun tetap dalam garis Cryptozoology.
Monster yang ingin saya ceritakan kali ini adalah Orang Bati. Kisah Orang Bati mendapat perhatian Internasional setelah seorang bernama Karl Shuker (orang asing juga) menuangkan kisahnya dalam buku yang berjudul "Is Batman alive and well and living on the island of seram?".
Monster ini sering dikaitkan dengan Mothman. Apabila Karl Shuker menyebutnya Batman, maka beberapa peneliti lainnya menyebut makhluk ini Mothman Indonesia. Begini kisahnya :
Di Pulau Seram, Ambon, Sejak abad ke-15, para penduduk melaporkan adanya makhluk misterius yang hidup di gua-gua di gunung api non aktif di Kairatu. Makhluk itu disebut memiliki badan seperti manusia dan memiliki sayap. Kebiasaannya adalah menculik anak kecil pada malam hari untuk makan malamnya. Mereka menyebutnya Orang Bati.
Menurut deskripsi para penduduk, Orang Bati memiliki tinggi badan sekitar 1,6 meter, bersayap hitam, berkulit merah dan memiliki ekor kecil yang panjang. Nama Orang Bati sendiri berarti "Orang bersayap".
Kisah Orang Bati bertahan selama berabad-abad diantara penduduk lokal hingga kemudian diceritakan kepada para Misionaris Kristen yang datang ke Pulau itu.
Pada tahun 1987, Seorang misionaris Inggris yang bernama Tyson Hughes memulai pekerjaannya tinggal selama 18 bulan di Maluku untuk mengajarkan kepada penduduk cara bercocok tanam yang efisien. Para penduduk kemudian menceritakan kisah Orang Bati kepada Mr Hughes. Tentu saja, Mr Hughes skeptis, hingga akhirnya ia sendiri mengaku berjumpa dengan makhluk itu.
Sayang, saya tidak menemukan informasi lebih lanjut mengenai detail perjumpaan itu.
Beberapa ahli Cryptozoology percaya bahwa Orang Bati adalah Pterodactyl yang masih hidup pada abad modern ini. Namun teori yang paling populer adalah teori Kelelawar raksasa. Kemungkinan para penduduk melihat seekor kelelawar raksasa pemakan monyet dan salah mengidentifikasikannya. Teori kelelawar raksasa juga sering dikaitkan dengan Mothman di Amerika.
Sekali lagi, Tidak ada bukti fisik yang menunjukkan bahwa makhluk ini pernah hidup di Pulau Seram. Namun entah mengapa, legenda ini terus hidup selama berabad-abad. Tapi saya tidak terlalu heran. Kitapun tidak memiliki bukti fisik Nessie dari Lochness, Bigfoot atau Mothman dari Amerika.
Apabila ada orang yang membaca tulisan ini yang berasal dari pulau Seram yang dapat memberikan informasi yang lebih lengkap, maka saya akan sangat senang sekali.
- sumber faktadunia.co.cc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berpartisipasi di blog ini dengan berkomentar