Sebuah perusahaan analis independen yang fokus pada energi dan kelestarian lingkungan, Verdantix mengungkapkan beberapa perusahaan web besar di dunia harus serius mengurangi emisi karbon mereka.
Laporan yang berjudul Carbon Strategy Benchmark : Internet Sector menilai strategi karbon dan enegi dari 14 perusahaan internet dan jejaring sosial terkemuka, termasuk beberapa perusahaan dari China seperti Alibaba, Baidu dan Tencent yang bekerjasama dengan Akamai, Amazon, Apple, eBay, Expedia, Facebook, Google, Netflix, Priceline, Salesforce dan Yahoo perlu ditangani dengan serius.
Verdantix mngusulkan kepada semua perusahaan tersebut agar menggunakan pendekatan yang lebih strategis untuk pengelolaan energi dan karbon.
"Karena pertumbuhan perusahaan-perusahaan internet dan jejaring sosial seperti Facebook dan Google sangat cepat dan secara global sudah terkenal, maka mereka akan dihadapkan oleh rentetan tantangan energi dan emisi karbon," jelas Direktur Verdantix, David Metcalfe dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip TG Daily, Senin (26/9/2011).
Metcalfe menambahkan tantangan-tantangan termasuk peninggkatan energi terkait penggunaan data center bagi perusahaan internet dan jejaring sosial tersebut akan sangat besar. Dampak negatifnya berpengaruh pada harga energi yang berhubungan dengan hasil keuangan dan kritik publik mengenai komitmen kelestarian lingkungan yang dikumandangkan oleh kelompok Greenpeace dan Institute of Public and Environmental Affairs yang berbasis di Beijing.
"Penggunaan data center yang besar seperti Amazon dan Salesforce tidak dapat mengabaikan penutupan lubang karbon yang wajib dilaporkan untuk jangka waktu yang tak terbatas," ungkapnya.
Hanya ada 4 dari 14 perusahaan yang dianalisis dalam penelitian ini yakni Akamai, Apple, eBay dan Google yang mengungkapkan mengenai efek gas rumah kaca. Namun tidak ada satupun dari raksasa internet global saat ini yang berinvestasi untuk menjamin keamanan dari emisi gas rumah kaca yang terjadi pada perusahaan mereka.
Environmental Protection Agency memperkirakan konsumsi energi pada data center mengalami peningkatan dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2006. Sementara itu Departement of Energy memperkirakan perhitungan biaya data center sekarang mengalami peningkatan sebanyak 3 persen dari total tagihan listrik di Amerika Serikat (AS).
Laporan yang berjudul Carbon Strategy Benchmark : Internet Sector menilai strategi karbon dan enegi dari 14 perusahaan internet dan jejaring sosial terkemuka, termasuk beberapa perusahaan dari China seperti Alibaba, Baidu dan Tencent yang bekerjasama dengan Akamai, Amazon, Apple, eBay, Expedia, Facebook, Google, Netflix, Priceline, Salesforce dan Yahoo perlu ditangani dengan serius.
Verdantix mngusulkan kepada semua perusahaan tersebut agar menggunakan pendekatan yang lebih strategis untuk pengelolaan energi dan karbon.
"Karena pertumbuhan perusahaan-perusahaan internet dan jejaring sosial seperti Facebook dan Google sangat cepat dan secara global sudah terkenal, maka mereka akan dihadapkan oleh rentetan tantangan energi dan emisi karbon," jelas Direktur Verdantix, David Metcalfe dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip TG Daily, Senin (26/9/2011).
Metcalfe menambahkan tantangan-tantangan termasuk peninggkatan energi terkait penggunaan data center bagi perusahaan internet dan jejaring sosial tersebut akan sangat besar. Dampak negatifnya berpengaruh pada harga energi yang berhubungan dengan hasil keuangan dan kritik publik mengenai komitmen kelestarian lingkungan yang dikumandangkan oleh kelompok Greenpeace dan Institute of Public and Environmental Affairs yang berbasis di Beijing.
"Penggunaan data center yang besar seperti Amazon dan Salesforce tidak dapat mengabaikan penutupan lubang karbon yang wajib dilaporkan untuk jangka waktu yang tak terbatas," ungkapnya.
Hanya ada 4 dari 14 perusahaan yang dianalisis dalam penelitian ini yakni Akamai, Apple, eBay dan Google yang mengungkapkan mengenai efek gas rumah kaca. Namun tidak ada satupun dari raksasa internet global saat ini yang berinvestasi untuk menjamin keamanan dari emisi gas rumah kaca yang terjadi pada perusahaan mereka.
Environmental Protection Agency memperkirakan konsumsi energi pada data center mengalami peningkatan dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2006. Sementara itu Departement of Energy memperkirakan perhitungan biaya data center sekarang mengalami peningkatan sebanyak 3 persen dari total tagihan listrik di Amerika Serikat (AS).
Related Post:
wawasan
- Kiamat 23-25 Desember 2012?
- 15 Foto Penampakan Hantu Paling Terkenal di Dunia
- Inilah Isi Surat Terduga Teroris Solo Kepada Sang Ayah
- 5 Jenis Orang Gila Berdasarkan Penyebab Kegilaannya
- Ilmuwan AS: Yesus Adalah Seorang Muslim
- 5 Tokoh Dunia yang Mengidap Phobia Unik
- Inilah Senjata Yang Hanya Digunakan Oleh 3 Negara
- Amoy Cantik yang Jadi Pemulung
- Siapkan Uang USD 110 Juta Untuk Menjadi Iron Man
- Fakta Tentang Korea Utara, Negara yang Terisolasi
- Buku Biografi Nabi Muhammad Akan Pecahkan Rekor Dunia
- 7 Pedang Milik Nabi Muhammad SAW
- Akibat Jika Tubuh Kekurangan Tidur
- 10 Momen ‘Tak Terlupakan’ dalam Sejarah Piala Dunia
- 10 Beladiri Utama di Dunia
- 7 Kebiasaan Buruk Pekerja Keras
- Misteri Harta Karun Pulau Oak
- 10 Pengkhianat Paling Terkenal Sepanjang Masa
- 10 Olahraga Teraneh dan Terunik
- 6 Kebiasaan Yang Merugikan Kesehatan
- [FOTO] Proses Pembuatan Boneka Kloning Manusia di Jepang
- Produk dan layanan Google yang bermanfaat untuk para blogger
- Pewarna Minuman dari Serangga dipakai Starbuck
- Mengenal Sejarah Jam Air
- 5 Kota Pulau Yang Terlupakan & Terbengkalai
Widget by [ Iptek-4u ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berpartisipasi di blog ini dengan berkomentar