Jumlah spesies di lautan dunia mencapai 950 ribu spesies. Angka ini didapat berdasarkan hasil sensus kehidupan laut (Cencus of Marine Life). Daftar spesies tersebut termasuk biota laut yang potensial untuk dikembangkan sebagai alternatif bahan atau sumber makanan.
"Dari jumlah itu, 200 ribu spesies telah dideskripsikan. Selebihnya potensial dideskripsikan," ujar Tonny Wagey, Peneliti Senior Balitbang Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, di sela-sela Rakornas The Cencus of Marine Life (CoML) di Kantor LIPI, Jakarta, Rabu, 25 Januari 2012.
Spesies yang potensial diskripsikan, memungkinkan untuk diteliti dan dianalisa apakah berpotensi menjadi spesies baru. Namun, lanjut Tonny, dari jumlah spesies tersebut yang telah dimanfaatkan sampai saat ini hanya sekitar 1 persen.
Dengan adanya pemaparan spesies tersebut dapat menjadikan alternatif bagi ketahanan pangan selain beras. Karena jika bicara sumber pangan, masyarakat masih bertahan pada berat ataupun karbohidrat. "Biota laut kan mengandung protein, kita juga butuh protein," tambahnya.
Selama kurun waktu satu dekade, sensus CoML dari 2000 sampai 2010, banyak spesies baru yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang dijual di pasar tradisional. Namun, banyak masyarakat yang tidak menyadari akan spesies baru ini. "Satu dekade ini, lebih banyak spesies yang ekonomis," ujarnya.
Biota laut yang terdapat di daerah tropis, seperti di Indonesia, menurutnya, sangat signifikan. Hal yang penting, lanjutnya, bagaimana biota laut dimanfaatkan untuk pengganti sumber bahan pangan yang tidak kalah kualitasnya.
Mengingat potensi biota laut sebagai sumber pangan alternatif, ia mengingatkan ancaman terhadap ekosistem laut yang disebabkan oleh perubahan iklim, overfishing dan ilegal fishing."Jangan sampai ekosistem terdegradasi, nanti yang muncul ubur-ubur. Apa mau kita makan itu?," ucapnya.
Sensus dilakukan secara merata di lautan sedang sampai lautan dalam di seluruh belahan dunia.
CoML merupakan kemitraan ilmiah yang melibatkan lebih dari 500 institusi dan donatur dari lebih dari 80 negara di Afrika, Asia, Australia, Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Ocenia, termasuk Indonesia. Kemitraan ini juga melibatkan 2700 ilmuwan.•
"Dari jumlah itu, 200 ribu spesies telah dideskripsikan. Selebihnya potensial dideskripsikan," ujar Tonny Wagey, Peneliti Senior Balitbang Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, di sela-sela Rakornas The Cencus of Marine Life (CoML) di Kantor LIPI, Jakarta, Rabu, 25 Januari 2012.
Spesies yang potensial diskripsikan, memungkinkan untuk diteliti dan dianalisa apakah berpotensi menjadi spesies baru. Namun, lanjut Tonny, dari jumlah spesies tersebut yang telah dimanfaatkan sampai saat ini hanya sekitar 1 persen.
Dengan adanya pemaparan spesies tersebut dapat menjadikan alternatif bagi ketahanan pangan selain beras. Karena jika bicara sumber pangan, masyarakat masih bertahan pada berat ataupun karbohidrat. "Biota laut kan mengandung protein, kita juga butuh protein," tambahnya.
Selama kurun waktu satu dekade, sensus CoML dari 2000 sampai 2010, banyak spesies baru yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang dijual di pasar tradisional. Namun, banyak masyarakat yang tidak menyadari akan spesies baru ini. "Satu dekade ini, lebih banyak spesies yang ekonomis," ujarnya.
Biota laut yang terdapat di daerah tropis, seperti di Indonesia, menurutnya, sangat signifikan. Hal yang penting, lanjutnya, bagaimana biota laut dimanfaatkan untuk pengganti sumber bahan pangan yang tidak kalah kualitasnya.
Mengingat potensi biota laut sebagai sumber pangan alternatif, ia mengingatkan ancaman terhadap ekosistem laut yang disebabkan oleh perubahan iklim, overfishing dan ilegal fishing."Jangan sampai ekosistem terdegradasi, nanti yang muncul ubur-ubur. Apa mau kita makan itu?," ucapnya.
Sensus dilakukan secara merata di lautan sedang sampai lautan dalam di seluruh belahan dunia.
CoML merupakan kemitraan ilmiah yang melibatkan lebih dari 500 institusi dan donatur dari lebih dari 80 negara di Afrika, Asia, Australia, Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Ocenia, termasuk Indonesia. Kemitraan ini juga melibatkan 2700 ilmuwan.•
sumber VIVAnews
Related Post:
alam semesta
- 10 FAKTA SAINS YANG SALAH!
- Tata Surya Tertua Yang Ditemukan Oleh Astronom Indonesia
- Hayoo,,Kenapa ya Ayam Selalu Berkokok di Pagi Hari??
- 10 Fenomena Alam Paling Mengagumkan Di Dunia
- Nama 6 Bulan Milik Planet di Tata Surya
- 8 Kartun yang Mengajak Kita untuk Sayangi Bumi
- Top 10 Fenomena Penuh Misteri di Luar Angkasa
- Ada Planet Misterius Dekati Matahari Pada 11 Maret 2012
- 10 Negara Dengan Reaktor Nuklik Terbesar di Dunia
- Batu Raksasa Yang Dimuntahkan Dari Perut Eyjafjallajokull
- Struktur Misterius di Bumi Dari Luar Angkasa
- 10 Benda Misterius di Luar Angkasa
- Inilah Bintang Terbesar Di Alam Semesta!
- Kumpulan Formasi Awan yang Unik
- Masihkah Kamu Sombong Setelah Melihat Gambar ini?
- Planet-Planet Paling Aneh di Dunia
- Kenali Jenis Jenis Petir Yang Berbahaya Dan Mematikan
- 10 Pulau Terasing Di Dunia
- 10 Meteor Terbesar yang Pernah Menabrak Bumi
- 7 Planet yang Paling Aneh dan Menarikl
- 14 Kejadian Alam Yang Menakjubkan
- 10 Benda Misterius di Luar Angkasa
- Fakta Unik Kutub Utara Dan Kutub Selatan
- Wow Asteroid Sebesar Bus Hampir Hantam Bumi
Widget by [ Iptek-4u ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berpartisipasi di blog ini dengan berkomentar